|
Sumber foto : Google Image |
Tahukah Anda, berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia yang diterbitkan Pusat Data
Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada 2017
lalu, tercatat ada lebih dari 33 juta anak usia dini yang mendominasi
piramida penduduk Indonesia. Data ini memperlihatkan bahwa Indonesia
termasuk dalam kategori negara dengan struktur penduduk muda.
Lebih lanjut, data World Economic Forum tahun 2018 mengungkapkan Indonesia
menempati posisi ke-45 dari 140 negara dalam indeks daya saing global.
Maka dibutuhkan kesiapan negara demi menghadapi masa depan dengan
memajukan ekonomi, kesehatan, dan stabilitas bangsa.
Masa depan Indonesia kini ada di tangan lebih dari 33 juta anak Indonesia. Jadi, 33 juta anak inilah yang akan menjadi penentu masa depan bangsa Indonesia dalam 15-20 tahun mendatang. Untuk menjadi generasi maju, ada dua hal yang sangat penting menjadi pondasi kuat. Kedua faktor tersebut adalah nutrisi optimal dan stimulasi tepat.
Nutrisi Optimal bagi Tumbuh Kembang Anak
Periode emas (golden age) anak merupakan masa-masa dimana otak anak
berkembang sangat pesat dan paling cepat dalam menyerap informasi.
Definisi golden age berbeda-beda , namun pada umumnya golden age ini berlangsung dalam rentang usia 0-6 tahun.
Dalam periode emas ini, peran serta orang tua sangat diperlukan dalam mendukung
perkembangan anak agar perkembangan otaknya menjadi optimal. Peran
orang tua pada periode emas disini dengan memastikan anak memperoleh nutrisi yang
optimal.
Apa saja nutrisi optimal tersebut ?
Secara umum untuk tumbuh kembang anak, termasuk pertumbuhan dan
perkembangan otak pada masa emas diperlukan zat gizi makro dan zat
mikro.
Zat Gizi Makro adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar. Zat gizi yang termasuk kelompok zat gizi makro
adalah :
Protein merupakan zat gizi yang berfungsi sebagai zat pembangun.
Dalam kaitannya dengan proses kerja otak, protein, terutama dalam bentuk
asam amino seperti glisin glutamate dan tryptophan sangat diperlukan
membentuk neurotransmitter penghantar impuls saraf dan mempengaruhi
perilaku seperti emosi, control dan konsentrasi
Asam amino esensial adalah jenis asam amino yang dibutuhkan namun
tubuh justri tidak dapat memproduksi sendiri dan diperoleh dari asupan
makanan, contohnya antara lain cystine dan lysine.
Secara kimia, otak yang banyak mengandung membrane lemak. Khususnya
untuk perkembangan otak, ahar otak dapat berfungsi dengan baik
diperlukan asam lemak omega 3 dan omega 6. Omega 3 Asam alfa linoleat
termasuk dalam kelompok asam lenak tak jenuh ganda rantai panjang (
Long Chain Polyunsaturated Fatty Acid =LCPUFA).
LCPUFA merupakan pembuat utama system saraf. Ekkurangan (defisiensi)
omega 3 akan menyebabkan adanya gangguan pada system penglihatan, daya
ingat, gangguan perilaku dan kekebalan tubuh. Omega 3 terdapat pada
brokoli, bayam, daun selada, unggas dan beberapa ikan seperti tuna,
salmon, sardine.
Omega 6 merupakan LCPUFA. Omega 6 diubah menjadi asam arakhidonat
(AA). AA berfungsi sebagai penghantar rangsang antar sel saraf dan
membantu perkembangan otak.
Karbohidrat merupakan sumber zat atau energy. Energy sangat
dibutuhkan otak sebagai sumber energy sel-sel otak dan pembentukan kabel
saraf otak untuk proses berpikir. Karbohidrat juga berperan untuk
menangkap dan menyimpan data dalam memori otak.
Zat Gizi Mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil atau sedikit tapi ada dalam makanan seperti vitamin dan mineral.
Vitamin berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan otak bayi dan
balita serta pembentukan dan pengembangan fungsi sel-sel otak seperti
peran Vitamin A dalam membantu pembentukan dan pertumbuhan sel saraf.
Vitamin A banyak terdapat pada wortel, hati sapi, hati, ayam, jeruk dan
bayam
Mineral adalah unsur pelengkap yang membantu pertumbuhan dan
perkembangan bayi dan balita. Jenis-jenis mineral yang dibutuhkan untuk
perkembangan otak adalah sodium, potassium, kalsium, besi, seng, yodium
dan klorida / sebut saja sodium, potassium dan kalsium berperan dalam
proses neurotransmitter antara satu sel dengan sel saraf lain termasuk
sel otak. Mineral lain yaitu zat besi (Fe) berfungsi untuk pembentukan
myelin (selaput lemak pelindung akson). Zat besi juga berguna untuk
kecepatan penghantar saraf, pemrosesan indormasi dan kecerdasan.
Stimulasi Tepat untuk Anak Cerdas
Stimulasi merupakan rangsangan yang datang dari lingkungan luar anak.
Stimulasi merupakan hal yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak.
Anak yang mendapat stimulasi yang tearah akan lebih cepat berkembang
dibandingkan dengan anak yang kurang atau bakan tidak mendapat
stimulasi.
Stimulasi yang harus diberikan selama masa tumbuh kembang anak antara
lain stimulasi pada aspek fisik, kognitif, emosi, bahasa, dan sosial. Beberapa langkah memberikan stimulasi yang tepat bagi perkembangan anak sebagai berikut:
- Berikan mainan yang bermanfaat bagi perkembangan keterampilan anak seusia mereka
- Sering- seringlah membacakan buku bagi anak.
- Sering mengajak anak berdiskusi dan berbicara dua arah
- Berikan pujian pada anak pada capaian yang sudah dihasilkan. Hargai prosesnya. Jika anak masih ragu-ragu dan takut salah, dorong dan motivasi terus anak.
Demikianlah tulisan singkat tentang Nutrisi dan Stimulasi bagi 33 juta anak Indonesia agar menjadi Generasi Maju. Semoga bermanfaat bagi para pembaca.
Sumber:
Indonesia sebagai
negara berkembang tentu memiliki target untuk menjadi negara maju pada
tahun 2045. Hal tersebut tertuang dalam Visi Indonesia 2045 yang
diresmikan oleh Bappenas.
Hingga kini, Indonesia telah memperlihatkan kemajuan dalam mewujudkan
visi tersebut. Berdasarkan data The Global Competitiveness Index dari
World Economic Forum, Indonesia berhasil naik ke peringkat 36, yang
sebelumnya di peringkat 41 dari 138 negara. Peringkat tersebut
ditentukan oleh 12 pilar, di antaranya adalah kualitas institusi,
infrastruktur, makro-ekonomi, kesehatan, dan pendidikan dasar.
Spesifik dalam segi ekonomi, kemajuan ini terlihat jelas dari data BPS
yang menunjukkan penurunan angka kemiskinan sejak tahun 1999 hingga
2018. Pada tahun 1999 terdapat 23,43 persen atau 47,97 juta jiwa
penduduk miskin di Indonesia. Sedangkan pada tahun 2018, terdapat 9,82
persen atau 25,95 juta jiwa penduduk miskin.
Selain kemajuan ekonomi, Indonesia juga mengalami peningkatan dalam
teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Data BPS menunjukkan indeks
pembangunan TIK yang meningkat dari tahun 2015 sebesar 3,88 menjadi 4,99
pada tahun 2017.
Lalu siapa yang menjadi pionir atas kemajuan bangsa ini? Benar saja,
semua kemajuan yang telah dicapai bangsa ini merupakan hasil dari
kemajuan sumber daya manusianya Bahkan pada tahun 2020-2035/6, BPS
memperkirakan Indonesia akan mendapatkan bonus demografi.
Maksudnya, pada rentang tahun tersebut, sebagian besar komposisi
penduduk Indonesia akan berada pada usia produktif, yaitu 15-60 tahun.
Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia yang diterbitkan pada
tahun 2017 oleh Pusat Data Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, lebih dari 33 juta anak usia dini mendominasi
piramida penduduk Indonesia.
Tentunya, lebih dari 33 juta anak Indonesia ini akan menjadi fondasi
penggerak roda kemajuan bangsa dalam dua dekade mendatang. Dalam rangka
menghasilkan generasi yang berkualitas, maka diperlukan dukungan nutrisi
yang tepat.
Artikel ini telah tayang di
Kompas.com dengan judul "33 Juta Anak Indonesia, Fondasi Kuat untuk Wujudkan Kemajuan Bangsa",
https://biz.kompas.com/read/2019/02/16/215058828/33-juta-anak-indonesia-fondasi-kuat-untuk-wujudkan-kemajuan-bangsa.
Indonesia sebagai
negara berkembang tentu memiliki target untuk menjadi negara maju pada
tahun 2045. Hal tersebut tertuang dalam Visi Indonesia 2045 yang
diresmikan oleh Bappenas.
Hingga kini, Indonesia telah memperlihatkan kemajuan dalam mewujudkan
visi tersebut. Berdasarkan data The Global Competitiveness Index dari
World Economic Forum, Indonesia berhasil naik ke peringkat 36, yang
sebelumnya di peringkat 41 dari 138 negara. Peringkat tersebut
ditentukan oleh 12 pilar, di antaranya adalah kualitas institusi,
infrastruktur, makro-ekonomi, kesehatan, dan pendidikan dasar.
Spesifik dalam segi ekonomi, kemajuan ini terlihat jelas dari data BPS
yang menunjukkan penurunan angka kemiskinan sejak tahun 1999 hingga
2018. Pada tahun 1999 terdapat 23,43 persen atau 47,97 juta jiwa
penduduk miskin di Indonesia. Sedangkan pada tahun 2018, terdapat 9,82
persen atau 25,95 juta jiwa penduduk miskin.
Selain kemajuan ekonomi, Indonesia juga mengalami peningkatan dalam
teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Data BPS menunjukkan indeks
pembangunan TIK yang meningkat dari tahun 2015 sebesar 3,88 menjadi 4,99
pada tahun 2017.
Lalu siapa yang menjadi pionir atas kemajuan bangsa ini? Benar saja,
semua kemajuan yang telah dicapai bangsa ini merupakan hasil dari
kemajuan sumber daya manusianya Bahkan pada tahun 2020-2035/6, BPS
memperkirakan Indonesia akan mendapatkan bonus demografi.
Maksudnya, pada rentang tahun tersebut, sebagian besar komposisi
penduduk Indonesia akan berada pada usia produktif, yaitu 15-60 tahun.
Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia yang diterbitkan pada
tahun 2017 oleh Pusat Data Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, lebih dari 33 juta anak usia dini mendominasi
piramida penduduk Indonesia.
Tentunya, lebih dari 33 juta anak Indonesia ini akan menjadi fondasi
penggerak roda kemajuan bangsa dalam dua dekade mendatang. Dalam rangka
menghasilkan generasi yang berkualitas, maka diperlukan dukungan nutrisi
yang tepat.
Artikel ini telah tayang di
Kompas.com dengan judul "33 Juta Anak Indonesia, Fondasi Kuat untuk Wujudkan Kemajuan Bangsa",
https://biz.kompas.com/read/2019/02/16/215058828/33-juta-anak-indonesia-fondasi-kuat-untuk-wujudkan-kemajuan-bangsa.
Indonesia sebagai
negara berkembang tentu memiliki target untuk menjadi negara maju pada
tahun 2045. Hal tersebut tertuang dalam Visi Indonesia 2045 yang
diresmikan oleh Bappenas.
Hingga kini, Indonesia telah memperlihatkan kemajuan dalam mewujudkan
visi tersebut. Berdasarkan data The Global Competitiveness Index dari
World Economic Forum, Indonesia berhasil naik ke peringkat 36, yang
sebelumnya di peringkat 41 dari 138 negara. Peringkat tersebut
ditentukan oleh 12 pilar, di antaranya adalah kualitas institusi,
infrastruktur, makro-ekonomi, kesehatan, dan pendidikan dasar.
Spesifik dalam segi ekonomi, kemajuan ini terlihat jelas dari data BPS
yang menunjukkan penurunan angka kemiskinan sejak tahun 1999 hingga
2018. Pada tahun 1999 terdapat 23,43 persen atau 47,97 juta jiwa
penduduk miskin di Indonesia. Sedangkan pada tahun 2018, terdapat 9,82
persen atau 25,95 juta jiwa penduduk miskin.
Selain kemajuan ekonomi, Indonesia juga mengalami peningkatan dalam
teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Data BPS menunjukkan indeks
pembangunan TIK yang meningkat dari tahun 2015 sebesar 3,88 menjadi 4,99
pada tahun 2017.
Lalu siapa yang menjadi pionir atas kemajuan bangsa ini? Benar saja,
semua kemajuan yang telah dicapai bangsa ini merupakan hasil dari
kemajuan sumber daya manusianya Bahkan pada tahun 2020-2035/6, BPS
memperkirakan Indonesia akan mendapatkan bonus demografi.
Maksudnya, pada rentang tahun tersebut, sebagian besar komposisi
penduduk Indonesia akan berada pada usia produktif, yaitu 15-60 tahun.
Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia yang diterbitkan pada
tahun 2017 oleh Pusat Data Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, lebih dari 33 juta anak usia dini mendominasi
piramida penduduk Indonesia.
Tentunya, lebih dari 33 juta anak Indonesia ini akan menjadi fondasi
penggerak roda kemajuan bangsa dalam dua dekade mendatang. Dalam rangka
menghasilkan generasi yang berkualitas, maka diperlukan dukungan nutrisi
yang tepat.
Artikel ini telah tayang di
Kompas.com dengan judul "33 Juta Anak Indonesia, Fondasi Kuat untuk Wujudkan Kemajuan Bangsa",
https://biz.kompas.com/read/2019/02/16/215058828/33-juta-anak-indonesia-fondasi-kuat-untuk-wujudkan-kemajuan-bangsa.
Indonesia sebagai
negara berkembang tentu memiliki target untuk menjadi negara maju pada
tahun 2045. Hal tersebut tertuang dalam Visi Indonesia 2045 yang
diresmikan oleh Bappenas.
Hingga kini, Indonesia telah memperlihatkan kemajuan dalam mewujudkan
visi tersebut. Berdasarkan data The Global Competitiveness Index dari
World Economic Forum, Indonesia berhasil naik ke peringkat 36, yang
sebelumnya di peringkat 41 dari 138 negara. Peringkat tersebut
ditentukan oleh 12 pilar, di antaranya adalah kualitas institusi,
infrastruktur, makro-ekonomi, kesehatan, dan pendidikan dasar.
Spesifik dalam segi ekonomi, kemajuan ini terlihat jelas dari data BPS
yang menunjukkan penurunan angka kemiskinan sejak tahun 1999 hingga
2018. Pada tahun 1999 terdapat 23,43 persen atau 47,97 juta jiwa
penduduk miskin di Indonesia. Sedangkan pada tahun 2018, terdapat 9,82
persen atau 25,95 juta jiwa penduduk miskin.
Selain kemajuan ekonomi, Indonesia juga mengalami peningkatan dalam
teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Data BPS menunjukkan indeks
pembangunan TIK yang meningkat dari tahun 2015 sebesar 3,88 menjadi 4,99
pada tahun 2017.
Lalu siapa yang menjadi pionir atas kemajuan bangsa ini? Benar saja,
semua kemajuan yang telah dicapai bangsa ini merupakan hasil dari
kemajuan sumber daya manusianya Bahkan pada tahun 2020-2035/6, BPS
memperkirakan Indonesia akan mendapatkan bonus demografi.
Maksudnya, pada rentang tahun tersebut, sebagian besar komposisi
penduduk Indonesia akan berada pada usia produktif, yaitu 15-60 tahun.
Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia yang diterbitkan pada
tahun 2017 oleh Pusat Data Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, lebih dari 33 juta anak usia dini mendominasi
piramida penduduk Indonesia.
Tentunya, lebih dari 33 juta anak Indonesia ini akan menjadi fondasi
penggerak roda kemajuan bangsa dalam dua dekade mendatang. Dalam rangka
menghasilkan generasi yang berkualitas, maka diperlukan dukungan nutrisi
yang tepat.
Artikel ini telah tayang di
Kompas.com dengan judul "33 Juta Anak Indonesia, Fondasi Kuat untuk Wujudkan Kemajuan Bangsa",
https://biz.kompas.com/read/2019/02/16/215058828/33-juta-anak-indonesia-fondasi-kuat-untuk-wujudkan-kemajuan-bangsa.
Indonesia sebagai
negara berkembang tentu memiliki target untuk menjadi negara maju pada
tahun 2045. Hal tersebut tertuang dalam Visi Indonesia 2045 yang
diresmikan oleh Bappenas.
Hingga kini, Indonesia telah memperlihatkan kemajuan dalam mewujudkan
visi tersebut. Berdasarkan data The Global Competitiveness Index dari
World Economic Forum, Indonesia berhasil naik ke peringkat 36, yang
sebelumnya di peringkat 41 dari 138 negara. Peringkat tersebut
ditentukan oleh 12 pilar, di antaranya adalah kualitas institusi,
infrastruktur, makro-ekonomi, kesehatan, dan pendidikan dasar.
Spesifik dalam segi ekonomi, kemajuan ini terlihat jelas dari data BPS
yang menunjukkan penurunan angka kemiskinan sejak tahun 1999 hingga
2018. Pada tahun 1999 terdapat 23,43 persen atau 47,97 juta jiwa
penduduk miskin di Indonesia. Sedangkan pada tahun 2018, terdapat 9,82
persen atau 25,95 juta jiwa penduduk miskin.
Selain kemajuan ekonomi, Indonesia juga mengalami peningkatan dalam
teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Data BPS menunjukkan indeks
pembangunan TIK yang meningkat dari tahun 2015 sebesar 3,88 menjadi 4,99
pada tahun 2017.
Lalu siapa yang menjadi pionir atas kemajuan bangsa ini? Benar saja,
semua kemajuan yang telah dicapai bangsa ini merupakan hasil dari
kemajuan sumber daya manusianya Bahkan pada tahun 2020-2035/6, BPS
memperkirakan Indonesia akan mendapatkan bonus demografi.
Maksudnya, pada rentang tahun tersebut, sebagian besar komposisi
penduduk Indonesia akan berada pada usia produktif, yaitu 15-60 tahun.
Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia yang diterbitkan pada
tahun 2017 oleh Pusat Data Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, lebih dari 33 juta anak usia dini mendominasi
piramida penduduk Indonesia.
Tentunya, lebih dari 33 juta anak Indonesia ini akan menjadi fondasi
penggerak roda kemajuan bangsa dalam dua dekade mendatang. Dalam rangka
menghasilkan generasi yang berkualitas, maka diperlukan dukungan nutrisi
yang tepat.
Artikel ini telah tayang di
Kompas.com dengan judul "33 Juta Anak Indonesia, Fondasi Kuat untuk Wujudkan Kemajuan Bangsa",
https://biz.kompas.com/read/2019/02/16/215058828/33-juta-anak-indonesia-fondasi-kuat-untuk-wujudkan-kemajuan-bangsa.
Indonesia sebagai
negara berkembang tentu memiliki target untuk menjadi negara maju pada
tahun 2045. Hal tersebut tertuang dalam Visi Indonesia 2045 yang
diresmikan oleh Bappenas.
Hingga kini, Indonesia telah memperlihatkan kemajuan dalam mewujudkan
visi tersebut. Berdasarkan data The Global Competitiveness Index dari
World Economic Forum, Indonesia berhasil naik ke peringkat 36, yang
sebelumnya di peringkat 41 dari 138 negara. Peringkat tersebut
ditentukan oleh 12 pilar, di antaranya adalah kualitas institusi,
infrastruktur, makro-ekonomi, kesehatan, dan pendidikan dasar.
Spesifik dalam segi ekonomi, kemajuan ini terlihat jelas dari data BPS
yang menunjukkan penurunan angka kemiskinan sejak tahun 1999 hingga
2018. Pada tahun 1999 terdapat 23,43 persen atau 47,97 juta jiwa
penduduk miskin di Indonesia. Sedangkan pada tahun 2018, terdapat 9,82
persen atau 25,95 juta jiwa penduduk miskin.
Selain kemajuan ekonomi, Indonesia juga mengalami peningkatan dalam
teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Data BPS menunjukkan indeks
pembangunan TIK yang meningkat dari tahun 2015 sebesar 3,88 menjadi 4,99
pada tahun 2017.
Lalu siapa yang menjadi pionir atas kemajuan bangsa ini? Benar saja,
semua kemajuan yang telah dicapai bangsa ini merupakan hasil dari
kemajuan sumber daya manusianya Bahkan pada tahun 2020-2035/6, BPS
memperkirakan Indonesia akan mendapatkan bonus demografi.
Maksudnya, pada rentang tahun tersebut, sebagian besar komposisi
penduduk Indonesia akan berada pada usia produktif, yaitu 15-60 tahun.
Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia yang diterbitkan pada
tahun 2017 oleh Pusat Data Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, lebih dari 33 juta anak usia dini mendominasi
piramida penduduk Indonesia.
Tentunya, lebih dari 33 juta anak Indonesia ini akan menjadi fondasi
penggerak roda kemajuan bangsa dalam dua dekade mendatang. Dalam rangka
menghasilkan generasi yang berkualitas, maka diperlukan dukungan nutrisi
yang tepat.
Artikel ini telah tayang di
Kompas.com dengan judul "33 Juta Anak Indonesia, Fondasi Kuat untuk Wujudkan Kemajuan Bangsa",
https://biz.kompas.com/read/2019/02/16/215058828/33-juta-anak-indonesia-fondasi-kuat-untuk-wujudkan-kemajuan-bangsa.