Selasa, 20 Oktober 2015

Pengalaman Menyusui My Breastfeeding Journey

Pengalamanku memberikan ASI kpd buah hatiku dimulai di atas meja operasi sekitar 4 tahun yg lalu. Saat itu, beberapa detik setelah my baby girl lahir ke dunia melalui operasi caesar in cito yg dilakukan krn indikasi gawat janin (detak jantung melemah), dia langsung ditaruh di dadaku... Suster di ruangan operasi lgsung berkata "Waah..ASI-nya sdh keluar bu..." Puji Tuhan..aku bersyukur... Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pun dilakukan sekitar 20 menit. Saat aku di ruang pemulihan, putriku sdh langsung pinter mengenyot payudara (PD).

Tantangan mulai muncul 1 hari kemudian. Kesalahanku saat melepaskan PD dari isapan si kecil, membuat putingku lecet. Produksi ASI yg mulai meningkat pun membuat PD ku mulai bengkak.

Sepulang dr RS, aku kembali membuat kesalahan. Saking terlalu semangat ingin segera menyetok ASIP utk persipaan saat aku ngantor lagi, aku memakai mesin pompa ASI elektrik pada setting yg terlalu kuat. Akibatnya putingku yg lecet semakin parah dan perih. Di saat bersamaan, luka bekas operasi SC pun masih nyeri. Setiap mulai diisap, puting PD-ku terasa seperti disayat silet. Periiiih sekali. Bbrp hr kmdian, masalah baru muncul, suatu sumbatan di putingku bernama milk blister. Ya Tuhaan...di saat itu aku serasa mau menyerah. Namun suamiku terus menyemangatiku. Dia mendampingiku ke klinik laktasi sampai 2x utk mengatasi milk blister yg membandel itu. Ibu mertuaku pun terus menyemangatiku di saat-saat aku down.

Puji Tuhan sekitar sebulan kemudian, masalah puting PD ku membaik dan barulah aku mulai bisa menabung ASIP dgn baik. Aku memerah ASIP dgn teknik marmet, tanpa menggunakan pompa. Puji Tuhan saat masa cutiku habis (putriku usia 2 bln), stok ASIP ku mencapai 70 botol. Bahagia dan bersyukur....

Di kantor, aku disiplin memompa ASI, minimal 3x selama jam kantor. Selama di rumah, aku menyusui langsung. Puji Tuhan, produksi ASI lancar, dan tidak pernah mengalami "kejar tayang". Putriku lulus ASI eksklusif 6 bln. lanjut ASI + MPASI sampai usianya 1 th.

Tantangan muncul lagi beberapa minggu setelah MPASI, putriku mengalami nursing strike! Dia menolak menyusu di saat siang/terjaga. Hanya mau menyusu saat sudah hampir tertidur. Di hari Sabtu/Minggu pun dia bisa 5 jam tanpa menyusu. Sepertinya putriku ngambek padaku. Berbagai usaha kulakukan. Namun nursing strike ini terus berlanjut selama 5,5 bulan!! Untungnya, ini bukanlah bingung puting, krn putriku tak pernah kusodori dot/empeng. Media pemberian ASIP-nya hanya via Medela advanced softcup feeder/cup feeder/sendok. Akhirnya jelang usia setahun, barulah dia mau kembali menyusu di siang hari padaku. Aku sungguuuuh terharu dan bersyukur. Memang ujian kesabaran itu berbuah manis.

Di umur 16 bln, kuberikan Susu UHT plain krn stok ASIP sdh sangat menipis. Putriku weaning with love (menyapih) di usia 2 tahun 5 bulan, bertepatan dgn awal kehamilan anak keduaku.

Thank God, my second journey of breastfeeding lebih mulus daripada yg pertama. Aku sangat bersyukur, dikaruniai seorang putera yg lahir melalui VBAC (Vaginal Birth After Caesarean). Dulu, menyusui selepas operasi caesar harus menjaga posisi. Tapi dgn lahiran normal, lebih bebas. Kali ini tidak ada lagi kisah puting lecet dan perih, milk blister,dsb. Ternyata pengalaman memang guru yg terbaik. Puteraku lulus ASIX, dan saat ini 2 hari jelang ulang tahun pertamanya, masih semangat menyusu. Semoga semua lancar hingga nantinya usia 2 tahun tetap ASI.

Menyadari pentingnya ASI, aku pun sering mensosialisasikan soal persiapan menysui bagi para saudara dan teman yg sedang hamil atau baru melahirkan. Beberapa sepupuku kuhadiahi Buku Panduan Manajemen ASI. Aku pun slalu siap sedia menjawab aneka pertanyaan mereka seputar ASI dan manajenennya.

Pernah suatu kali aku mengunjungi sepupuku yg baru 2 hari keluar dr RS habis melahirkan. Tanteku mengatakan bahwa cucunya menangis terus krn kekurangan ASI. Saat itu salah satu puting sepupuku lecet, sehingga yg disusukan hnya salah satu PD. Mereka sdh berencana memberikan sufor kpd newborn ini. Namun niat tersebut coba kuurungkan. Kukatakan pd sepupu dan tanteku, bahwa ASI seorang Ibu pasti cukup bagi bayinya. Tidak perlu sufor. Masa 2 minggu pertama merupakan masa kritis bagi keberhasilan menyusui. Ibu dan bayi masih sama2 belajar. Jika masa kritis ini berhasil dilalui, niscaya ke depannya akan lebih mudah. Mereka pun berusaha lbh giat lagi. Puji Tuhan, ponakanku berhasil ASI eksklusif 6 bln dan skr sdh 8 bulan umurnya, masih ASI.

Aku senang bila makin banyak Ibu yg sukses menyusui bayinya. Menyusui memang naluriah, namun diperlukan pengetahuan, persiapan, dan support system untuk bisa berhasil sampai S3 ASI (menyusui s/d 2 tahun/lebih). Pengetahuan bisa diperoleh dari membaca buku, ikut seminar, atau dari pengalaman orang lain. Persiapan meliputi niat, semangat, dan alat2 yg diperlukan. Support system yaitu dukungan dari suami, orang tua, lingkungan kantor(jika WM), sahabat dan keluarga besar.

Bagiku, alat2 utama yg membantuku memberikan ASI bagi anak-anakku yaitu:
- Pompa ASI manual sebanyak 2 buah sekaligus. Karena aku WM, dg 2 pompa, hasil ASIP lbh banyak, dan lbh singkat waktunya.
- Botol ASIP (kaca dan plastik PP)
- Medela Advanced Softcup feeder/ Medela Cup feeder / sendok
- Cooler bag + blue ice utk membawa ASIP dlm perjalanan
- Sterilizer utk mensterilkan botol susu dan pompa
- Kulkas dan Freezer Khusus ASI
- Baju menyusui dan nursing apron
- minyak zaitun dan kapas untuk breast massage dan membersihkan puting.

Kiranya kisahku ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.

Selasa, 06 Oktober 2015

JAM TIDUR BAYI

Mau share soal jam tidur putra-putriku...


Waktu si kakak masih bayi, klo ga salah cuma seminggu pertama saja mbikin ortunya begadang karena dari tengah malam sampe subuh itu cranky... dan ada kolik ringan... Dari awal sudah kami ajarin jam tidur malam dengan melap wajah, tangan, dan ganti baju piyamanya. Lanjut meredupkan lampu kamar. Trus disusuin (ASI) dan (opsional)ditimang2 jika tidak langsung terlelap.

Malam-malam selanjutnya kalo malam sudah bisa anteng tidur, "ngek" pas mau nen, nen, trus bobok lagi...Saat usianya sekitar 3 bulan, sudah mulai bisa tidur nonstop 4 jam. Tapi sekali masa 4 jam itu, next tetep aja gelisah n minta nen per 2 jam sekali, walopun tetap merem. hehe...

Salah satu faktor pendukung tidur yang lelap dan berkualitas adalah pemakaian popok di mlm hari. Waktu masih newborn di RS, kakak pakai popok tali 24 jam. Tapi bbrp hari kemudian, mulailah pakai pospak, biar bisa lebih nyenyak bobonya, gak keganggu harus ganti popok tengah malam. Tapi kalo siang-sore, tetap pakai popok tali atau celana pop. Naah saat umurnya hampir 8 bulan, baru deh mulai berclodi ria.. (rada telat ya..hhihiihi) dan itu menghaemat pengeluaran bgt. Thank God, walopun berclodi, yg nota bene "feel" nya gak sekering pospak, si kakak gak terganggu tidurnya... hehe..

Kisah hampir serupa dengan si adik. Ortu begadang hanya di bbrp hari pertama. Selanjutnya, tidur malalm sekitar jam 8 malam, jam 10 an ngek minta nen lagi, tp merem. Selanjutnya, tidur nonstop sampai jam 2/3 pagi utk nen. Selanjutnya nen lagi sekitar jam 4/5 pagi, lalu sekitar jam 7 pagi bangun dengan segar.

Di usia awal, tidur malamnya 11-10 jam. Tapi seiring bertambahnya usia, tidur malam anak2ku, berkurang sedikit demi sedikit. Awalnya gara2 jam tidur malam yg molor menjadi jam 9 (untuk si adik), dan jam 10 mlm (si kakak). Tapi kalo adik mah, jam 6.30 juga pasti bangun. paling telat jam 7 pagi. Kalo si kk yang rada "kebo" hihihi... Jam 6.45 dibangunin tiap pagi pasti nangis dulu... padahal harus mandi tuk ke TK... Naah kalau sabtu minggu, baru deh si kk dibiarin bangun pagi sesukanya.. itu terjadi sekitar pukul 8 atau 9 pagi. Kalau adik? teteeep, jam 6.30 or 7 pagi.. no matter what the day is ! hehe....